Pages

Minggu, 30 Desember 2012

KISAH DAN PERJUANGAN NABI NUH AS

Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Shiyth, dan Idris. Dia merupakan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris. Nabi Nuh menrima wahyu kenabian dari Allah dalam masa fatrah, masa kekosongan diantara dua rasul di saat itu biasanya manusia secara berangsur-angsur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan iblis. Namun, sebagian besar manusia tersesat, jauh dari ajaran tauhid karena mengikuti hawa nafsu dan dikecoh oleh Iblis dan anak buahnya. Nabi Nuh AS (dan rasul-rasul lainnya) diutus Allah untuk menggiring manusia kembali ke jalan yang lurus, mengikuti ajaran tauhid dan mengingatkan hari akhirat. Pokok ajaran tauhid itu adalah "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Selanjutnya Nabi Nuh AS (dan juga rasul-rasul yang lain) mengingatkan ummatnya bahwa jika manusia tidak beriman atau berlaku syirik maka implikasinya adalah azab yang dahsyat di akhirat. Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata".[al-A'raf (7):60] Sayangnya, pemuka-pemuka dari ummat yang didakwahi para rasul itu, dalam ayat 60 mengacu pada ummat Nabi Nuh AS, selalu menentang ajaran tauhid itu dan bahkan berbalik menuding bahwa yang sesat itu adalah Nabi Nuh AS. Ajaran tauhid pasti membawa perubahan paradigma dan pembebasan manusia dari segala macam perhambaan, kecuali hanya kepada Allah. Para pemuka ummat yang telah menikmati perhambaan dan kedudukan merasa terancam. Mereka tidak mau mengubah praktek hidup sesat mereka yang selama ini menguntungkan mereka. Nuh menjawab: "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikit pun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Aku sampaikan kepadamu amanat-amanah Tuhanku dan aku memberi nasihat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui".[al-A'raf (7):61-62] Nabi Nuh AS tentu saja menolak tuduhan sesat tersebut karena dia adalah utusan Allah yang bertugas menyampaikan amanat-amanat Allah untuk meluruskan ummatnya yang telah sesat tersebut. Nabi Nuh AS memiliki hikmah pemberian Allah yang tidak dapat ditandingi ummatnya dan dapat memberikan nasihat untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi ummatnya. Beliau juga memiliki pengetahuan yang tidak dapat dicapai oleh ummatnya. Yang penting ummatnya mempercayai kerasulannya dan mengikuti jejaknya mengikuti ajaran tauhid. Dan apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu dan mudah-mudahan kamu bertakwa dan supaya kamu mendapat rahmat?[al-A'raf (7):63] Ummat Nabi Nuh membantah bahwa Nabi Nuh AS adalah rasul Allah karena dia dari kalangan mereka sendiri. Mereka menginginkan malaikat yang datang, tetapi itu hanya tipu muslihat saja untuk menolak dan mendustakan Nabi Nuh AS. Susah payah Nabi Nuh berdakwah kepada ummatnya siang dan malam dalam waktu yang sangat lama, 950 tahun (QS 29:14). Tetapi sangat sedikit pengikut Nabi Nuh AS, sekitar 80 orang saja. Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).[al-A'raf (7):64] Setelah Nabi Nuh AS berjuang untuk menegakkan kalimat tauhid dan berdakwah siang dan malam kepada ummatnya dalam waktu yang sangat lama, tetapi sebagian besar ummatnya tetap mendustakan Nabi Nuh AS, maka datanglah azab Allah melenyapkan ummat Nabi Nuh AS (kecuali yang beriman) dengan mendatangkan banjir yang sangat dahsyat. Lenyaplah ummat Nabi Nuh dalam waktu singkat. Nabi Nuh dan pengikutnya diselamatkan Allah melalui bahtera yang dibuat Nabi Nuh AS. Petunjuk membuat bahtera itu langsung dari Allah. Jadi teknologi pembangunan kapal langsung diajarkan Allah kepada Nabi Nuh AS. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah itu...Insya Allah..

0 komentar:

Posting Komentar